Friday, March 20, 2009

Simple Image with Deep Meaning


What can u all see from the above image?

Sunday, March 1, 2009

Maaf = Lupa

Dari Judul nya terkesan ekstrim yah?

apa kah memaaf kan itu kita berarti melupakan?
entah itu melupakan kejadian yg tidak enak tersebut, atau kah melupakan segala nya yg pernah kita alami dengan orang yang bersangkutan?

berikut ada saya cantumkan artikel dari seorang yang luar biasa,
kredit dari artikel berikut saya berikan kepada Saudari G. Lini Hanafiah.


Setiap manusia di dunia
Pasti punya kesalahan
Tapi hanya yang pemberani
Yang mau mengakui

Setiap manusia di dunia
Pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa ksatria
Yang mau memaafkan

(Sherina, Persahabatan)

Sakit hati. Siapa yang tidak pernah? Disakiti maupun menyakiti dengan sengaja atau tidak. Mungkin saja permohonan maaf terlontar, mungkin tidak. Itu tidak penting karena lebih penting bagaimana yang aku rasakan.

Memaafkan sama dengan melupakan. Tidak sepenuhnya benar juga. Ingatan sulit dihapus. Karena jika ingatan dalam termin tertentu dihilangkan, maka akan ada kejadian lainnya yang juga terlupakan.

Seorang kawan kecelakaan jatuh dari motor. Selain luka-luka lecet, ia menderita amnesia sesaat. Sampai hari ini, ia tidak ingat apa yang terjadi sejak pagi itu sampai terjadinya kecelakaan. Hanya mengandalkan cerita orang sekitarnya saja. Ini membuatku semakin yakin bahwa secara medis jika ingatan kita hilang dalam waktu tertentu maka akan ada kejadian lain yang juga ikut terlupakan.

Ketika jaman kuliah, aku pernah disakiti seorang cowok. Bukan seorang, tapi beberapa orang. Salah satu dari orang itu meneleponku untuk minta maaf 9 tahun kemudian. Aku sudah lupa luka itu. Risikonya, aku juga lupa apa saja yang terjadi selama aku akrab dengannya. Terdengar jelas bahwa ia kecewa telah dilupakan.
“Maaf, tapi sejak aku memaafkan dan itu memang tidak penting maka tidak kuingat lagi.”

Seorang kawan lain bertanya, “Bagaimana mengatasi luka batin?”
Aku sendiri meskipun memiliki luka besar yang sudah tidak sepenuhnya menganga tidak pernah ikut terapi luka batin. Aku punya luka batin pada Mama selama 25 tahun, kira-kira 78% dari hidupku. Bagaimana Mama memperlakukanku, yang mungkin saja Mama tidak merasa melakukannya dengan sengaja. Tapi bagi “korban” tetap saja rasanya sakit luar biasa. Satu-satunya yang terjadi hanya sebuah obrolan seputar terapi dengan seorang terapis kawanku.

Ia menyatakan pendapatnya soal terapi ikhlas dan terapi off.
Kenapa ia menyebutnya terapi ikhlas? Karena untuk memaafkan seseorang dibutuhkan keikhlasan yang luar biasa. Menerima segala kesalahannya, memaklumi kemudian kembali berhubungan baik. Lalu aku berpikir, sudah selayaknya dalam konteks keluarga hal ini dilakukan. Menerima dalam hal ini tentu tidak mudah. Ibarat luka yang disebabkan karena pisau, lukanya bisa saja besar dan mengeluarkan banyak darah. Tapi apa aku lalu tidak mau lagi memegang pisau? Tidak mungkin.

Kenapa disebut terapi off? Dalam hal ini, hanya perlu memaafkan saja meskipun permohonan maaf tidak pernah terlontar. Setelah itu lupakan. Dengan sendirinya, luka itu pun akan tidak terasa. Bagaimana bisa merasakan sesuatu yang dilupakan? Rasa itu akan ada ketika ingatan masih lekat. Semakin lekat ingatan, rasa itu makin kuat.

Dalam kedua model terapi itu, yang paling ditekankan adalah menerima perasaan sakit. Banyak orang yang menyangkal perasaannya. Sakit tapi dianggap tidak sakit. Justru ini yang membuat sakitnya berada di bawah sadar dan mempengaruhi kepribadian seseorang.

Sejak aku belajar untuk mengakui rasa sakit, proses yang berjalan kemudian terasa lebih ringan. Aku menulis seluruh perasaanku di sebuah kertas. Lalu kertas itu aku binasakan, kadang dibakar, kadang disobek sampai hancur.Sakit hati yang tertera di sana hilang tak terbaca lagi, maka sakit hati yang tertera di hatiku juga akan hilang tak terbaca lagi.

Lebih mudah dibicarakan daripada dilakukan ya? Sangat! Apalagi aku bukan orang yang mudah memaafkan. Tapi tidak ada salahnya belajar. Toh, nyatanya hidupku jauh lebih ringan dengan belajar memaafkan. Karena ternyata dengan mengakui rasa sakit itu sendiri, sudah menjadi dosis awal penyembuhan sakit hatiku.

Forgiven not forgotten. Termaafkan tapi tidak terlupakan. Tidak masalah. Karena masalahnya bukan terlupakan atau tidak. Tapi bagaimana kemudian aku bisa memandang sakit hati itu sebagai bekas luka dan tidak mengenangnya dengan rasa sakit. Kecuali jika aku mengalami amnesia sesaat dengan risiko segala kejadian dan kenangan yang terkait di situ ikut terlupakan. Yah, namanya juga risiko…

http://lini. via-lattea. org/2009/ 02/maaf-lupa

Salam Damai,
G. Lini Hanafiah
Via Lattea Foundation
www.via-lattea. org
http://lini. via-lattea. org


Memang susah untuk memaafkan suatu hal, namun jika kita sudah mengambil keputusan, bukankah lebih baik kita jalankan keputusan tersebut dengan komimen yang pasti, banyak orang yang sudah mengambil keputusan untuk memaafkan, tetapi perbuatan serta perilaku nya masih saja tidak bisa memaafkan orang yang bersangkutan.

Ada juga yang berpikir, "saya yang menjadi korban, mengapa saya yang harus bersusah payah memaafkan org tersebut, terserah saya donk, either saya mau baik or balas dendam sama dia"

Dengan perisai "saya adalah korban" , bukan berarti kita bisa melakukan apa saja kepada orang yg telah bersalah kepada kita. Kita sudah mengambil keputusan memaafkan, sudah sewajarnya kita melupakan hal tidak baik tersebut.

Melupakan di sini, bukan berarti melupakan semuanya, seperti yang Liny sudah sebutkan di atas, terapi ikhlas adalah yang terbaik, dengan kita mengikhlas kan kejadian tersebut, dengan (tentu saja) tidak melupakan kejadian tersebut, kita dapat terus mengingat kejadian tersebut, yang dengan itu dapat kita jadikan patokan, kalau hal tersebut dapat menyakiti orang lain. Maka kita dapat menghindari kejadian tersebut terulang dari diri kita (kita sudah mengetahui bahwa melakukan itu dapat menyakiti orang lain, karena sudah berlaku di diri kita).

Dengan terapi off, kita bisa melupakan itu semua, tetapi bagaimana kalau suatu saat teringat kembali, seperti kejadian yang Lini sebutkan? Beliau di telp oleh seorang temannya dan diingatkan kembali, sedikit banyak, pasti akan teringat kembali kejadian tersebut, dan rasa sakit itu sedikit banyak juga akan kembali kita rasakan. Bukankah lebih baik kita selesaikan dulu semuanya saat masih kita hadapi hal tersebut, tidak perlu kita buang dari hidup kita, karena masih ada kesempatan hal tersebut akan kemabli ke diri kita suatu hari.

Semoga Hal ini dapat membantu semua orang yang membaca.

"Don't look to the past, coz it had already been happenned (we can't change it)"
"Don't too busy with the future, coz it's not yet happenned"
"Look to this moment, NOW...that's why it's called PRESENT (another word for GIFT)"

Sometimes u have to follow ur own heart and do some sacrifice to get what u want.



Wednesday, January 21, 2009

Life's not predictable

kemarin ngobrol2 sama teman,
tidak tahu kenapa kami ambil topik ini.
Singkat cerita, kami menceritakan pengalaman kami masing masing tentang teman-teman kami yang sudah duluan "meninggalkan" kami di umur yang masih boleh terbilang muda.

in the opening, he ask me "lu punya temen yang udah meninggal belum?"

then he told this story :
"Temen gw dulu ada yang kena kejadian gini, suatu hari dia dan istrinya lagi mo pulang rumah, tidak tahu kenapa, mao naik taxi ga jadi, mao naik busway, ga jadi juga...entah kenapa dia naik bus biasa, di bus itu sepi, then ga jelas di bus itu ada kenapa (ribut or apa lah), dia turun sama bini nya. Bini nya udah turun menyusullah dia then tiba tiba dia jatoh, pas dilihat kepalanya berdarah, panggil ambulance, mereka ga berani angkat karena "otak nya ada yg keluar keluar", akhirnya diangkut dengan heli (50jt krg lebih)....setelah dicek, dokter mengatakan kalauini tidak mungkin karena terbentur, pasti ini ada yg bacok dari belakang!"

segitu bahaya nya kah Jakarta sekarang ini?
hidup tidak penah pasti!

lain cerita, "waktu gw kuliah dulu, temen gw ada yang ajakin gw ke Dufan, tidak tahu kenapa, siang siangnya temen yg lain ada yg call 'eh, si A di rumah sakit loh' then gw jawab 'loh? bukannya die lagi di Dufan? ngapain ke rumah sakit dia?'...singkat cerita pas di rumah sakit, dia cerita kalau pas di bus 91 lewat grogol, ada yg ambil topi dia, dikejar lah tuh brandalan sampai ke jembatan penyebrangan CitraLand-Untar yang konon sarang penyamun, brengsek2 tersebut yg berjumalh 20an ekor, mengeroyok temen gw itu, u bayangin ajah 1 VS 20++...entah kenapa mereka kabur setelah gebukin temen gw, then, pas dia sadar ternyata di bawah dada sebelah kirinya ada bacokan clurit spanjang 30cm an sampai belakang punggung bawah. aiyoh?!?!?!"

sebegitu tidak berharganya kah nyawa di Jakarta? hanya karena sebuah topi?
apakah akal budi makhluk2 di sana sudah merosot jauh? terkadang hanya karena seribu perak sampai bacok bacok an?
apakah barang orang lain yang didapat dengan susah payah, berhak untuk mereka ambil begitu saja selayaknya barang pinjaman tersebut sudah habis batas waktunya dan diambil oleh pemilik nya.


Kali ini giliran saya yang cerita :
"masih tentang Dufan dan Topi, gw juga sama, persis kejadiannya, dan ini gw sendiri yang mengalami: sehabis pulang dari Dufan, gw, saudara gw, dan temen gw lagi jalan kaki setelah turun mikrolet, pulang ke rumah, then papasan sama makhluk2 jijik yang sekitar 5-6 org yang salah satu dari mereka otomatis nyamber topi yg gw pake, then setelah adu bacot (mereka emang bisanya bacot doank) selama 5 menit an, tiba tiba, topi gw dibalikin gitu ajah, gw bingung, then temen gw bilang 'tuh mereka takut sama saudara u' gw tanya kok bisa? saudara gw bilang 'gak tau, gw cuman pelototin aja kok'......see? cuman bisa nya bacot doank tuh makhluk2 tersebut!"

lain cerita, baca koran; berita; dll...kalau di negri Paman Sam juga sama bahaya nya.
begitu juga di daerah Malaysia, kalau mereka lebih parah, di daerah JB denger2 cerita teman:
"tukang todong sifat nya tidak 'meminta dulu kalau tidak dikasih baru digebukin' seperti di Indonesia, namun mereka selalu 'kasih tidak kasih, digebukkin dulu orang nya'"

yah, dengan tulisan ini, semoga membuka wawasan setiap orang untuk lebih berhati hati, tidak terlalu terlihat mencolok di depan publik.

Mungkin tulisan ini agak berantakan, maklum ditulis dengan tangan dan emosi yg bergetar.
Semoga dapat membantu kawan semua.

Friday, December 26, 2008

IE Sends Mozilla a New Cake for Firefox 3

Sean from Microsoft came by just a few minutes ago to drop off a cake for the Internet Explorer team. As people may recall, the IE team sent Mozilla a cake after Firefox 2 shipped and it seems that they wanted to continue the tradition.

Sean and I used to work together and I happened to be the one that saw him as he came in so he presented the cake to me and John Lilly and we then took it around to staff. I think people found it amusing and the “E” portion of the Firefox 2 cake, which is preserved in our freezer to this day, was pulled out for comparison. I must say, the new cake is much nicer (and much less brown) than the old one.


Al with Cake
Me with the Cake

Cake Closeup
Closeup of the Cake


Let Them Eat Cake

(that’s the last piece of the Firefox 2 cake on the right, which has been frozen for twenty months)


http://www.arcanology.com/2008/06/17/ie-sends-mozilla-a-new-cake-for-firefox-3/

Tuesday, December 2, 2008

Sukses & Arogansi


Seorang CEO dari perusahaan Fortune 100 mengatakan, "Success can lead to arrogance. When we are arrogant, we quit listening. When we quit listening, we stop changing. In today's rapidly moving world, if we quit changing, we will ultimately fail."
(Sukses bisa membuat kita jadi arogan. Saat kita arogan, kita berhenti mendengarkan. Ketika kita berhenti mendengarkan, kita berhenti berubah. Dan di dunia yang terus berubah dengan begitu cepatnya seperti sekarang, kalau kita berhenti berubah, maka kita akan gagal).

Itulah sisi negatif dari kesuksesan, yakni arogansi. Arogansi muncul saat seseorang merasa diri paling hebat, paling luar biasa, dan paling baik dibandingkan dengan yang lainnya. Penyakit mental ini bisa menjangkiti apa dan siapa saja, mulai dari organisasi, produk, pemimpin, sampai orang biasa. Khusus pada tulisan ini, kita akan membicarakan soal manusianya.

Orang sukses lalu bersombong ria sebenarnya patut disayangkan. Bayangkan saja, saat berjuang keras menggapai kesuksesan, mereka begitu terbuka untuk belajar. Mereka mau mendengarkan. Mereka mau berjerih payah, berani hidup susah, dan mengorbankan diri. Bahkan, mereka tampak sangat 'merakyat' hidupnya. Akan tetapi, itu dulu. Sayang sekali, saat kesuksesan datang, mereka lupa diri. Mungkin dia akan berkata, "Saya sudah berhasil mencapai yang terbaik. Sekarang, Andalah yang harus mendengarkan saya. Saya tidak perlu lagi mendengarkan Anda."

Hal itu diperparah lagi ketika mereka dikelilingi oleh para 'yes man' yang tidak berani angkat bicara soal kekurangan orang ini.
Hal ini membuat orang itu semakin 'megalomania' , pongah, angkuh, dan egois. Ia terbelenggu oleh kesuksesannya sendiri. Ia tidak pernah belajar lagi.

Saya teringat dengan seorang klien saya. Sebagai seorang pebisnis, dia menceritakan susah payahnya membangun bisnisnya. Cerita yang mengharukan sekaligus heroik ketika dia harus tidur di kolong jembatan saat tiba di Jakarta ketika remaja. Dengan susah payah dia merangkak dari bawah untuk bertahan hidup. Menikah tanpa uang sepeser pun. Hidup di rumah kontrakan kecil. Akan tetapi, dia tidak patah arang. Dia mengamati cara kerja orang sukses, mencontoh, dan memodifikasi
sendiri produknya. Sekarang, dia pun berjaya. Tiga pabrik besar ada di genggamannya.

Namun, sayang sekali. Perusahan itu sedang diterpa badai masalah internal.
Pemicunya tak lain adalah sikap pemimpin yang arogan. Dia otoriter dan antikritik.
"Kalau saya bisa, kalian juga harus bisa," katanya pongah.
Dia pun menolak ide-ide baru. Dia mengelola perusahaan dengan serampangan. Turn over karyawan pun tinggi. Sisanya hanya kelompok para 'penjilat' yang
tidak berani melawan. Dia menginginkan anak buahnya di-training. Padahal, dia sendiri yang perlu up date diri dengan training.

Arogansi bisa menghampiri siapa saja. Termasuk seorang pendidik, guru, dosen, yang tiap hari memberi suatu bagi orang lain. Saat menjalani kursus panjang di Inggris, saya pernah mendengar kisah tentang seorang trainer yang begitu arogan. Dia sempat membuat banyak orang berdecak kagum.
Buku-buku best seller pun lahir di tangannya. Akan tetapi, arogansi membuatnya 'dibuang' dari komunitas di negaranya. Celakanya, sang trainer menyalahkan para rekannya. Dia pun dikelilingi oleh mereka yang selalu berkata 'ya' padanya.

Dari situ, kita belajar banyak untuk hati-hati.
Kesuksesan jangan membuat kita arogan dan cenderung self centered serta tidak mau mendengarkan orang lain. Dunia begitu mengenal sosok Mao, Hitler, ataupun Stalin. Mereka berjuang dari basis bawah menuju pucuk kepemimpinan. Mereka pun berjuang untuk perubahan di masyarakatnya.
Idealisme mereka sangat luar biasa.
Orang pun dibuatnya kagum. Namun, mereka lupa daratan ketika sukses. Mereka memonopoli kebenaran tunggal alias antikritik dan antipembaruan. Mereka memimpin dengan tangan besi.
Korban pun bergelimpangan dari tangannya. Begitu juga dalam sejarah bisnis.
IBM yang begitu besar dan terkenal pernah mengalami kemerosotan saat arogansi membekap sikap dan pikiran para pemimpin mereka.

Terjebak retórica.

Namun, itulah yang terjadi apabila orang berhenti belajar dan merasa diri sudah selesai. Tanpa dia sadari, lingkungannya terus belajar, berinovasi, dan berkembang. Sementara, dia mandek di posisinya. Akibatnya, kue kesuksesan yang dia peroleh lama-kelamaan menjadi basi. Tanpa sadar, kompetitor mereka bergerak jauh meninggalkan dirinya di belakang. Mereka terjebak dalam retorika, kalimat, jurus yang itu-itu saja alias usang. Arogansi telah menutup hati dan pikirannya untuk
kreatif menemukan jurus dan tip-tip baru mempertahankan sekaligus mengembangkan kesuksesannya. Di sinilah, arogansi berujung pada malapetaka dan kehancuran.
Jadi, bagaimanakah tipnya agar kesuksesan kita tidak berubah menjadi arogansi?
Saya menyebut tip ini dengan kata AWAS!
Pertama :
Aware (sadar) dengan sikap dan tingkah laku kita selalu.
Meskipun sudah sukses, kita perlu memberi waktu untuk menyadari sikap dan perilaku kita di mata orang lain. Selalulah sadar apakah nada dan ucapan serta tindak tanduk kita sekarang semakin membuat banyak orang lain terluka? Apakah kita masih tetap menghargai orang lain? Apalagi orang-orang yang telah turut membawa Anda ke level sukses sekarang, apakah Anda hargai? Jangan sampai, tatkala masih bersusah payah, kita begitu respek, tetapi setelah sukses justru mencampakkan mereka.

Kedua:
Waspadai umpan balik yang hanya menghibur kita tetapi tidak membuat kita belajar lagi. Hati-hati dengan orang di sekeliling kita yang hanya mengatakan hal bagus, tetapi tidak berani memberikan masukan yang baik.
Kadang, masukan negatif juga kita perlukan demi perkembangan, sesukses apa pun kita.

Ketiga:
Awasi dan peka dengan perubahan yang terjadi.
Dalam buku Who Moved My Cheese disimpulkan bahwa kita harus selalu mencium keju kita, apakah sudah basi ataukah mulai diambil orang lain. Kita pun harus terus mencium dan peka bagaimana orang lain mengembangkan dirinya serta bisa jadi ancaman bagi kita. Jangan pula merasa diri paling hebat dan lupa belajar.

Keempat:
Sopan dan rendah hati untuk belajar dari orang lain. Ada banyak artis yang ketika belum terkenal sikapnya ramah dan baik. Namun, setelah sukses, ia menjadi sangat sombong, angkuh, ketus, dan bersikap antisosial.

Di atas gunung ada awan....
Di atas awan ada langit.....
Di atas langit masih ada langit yang lain....

Tuesday, November 25, 2008

Such a Great Thoughts and Priciples

1: I believe in the universal law of conduct. That is, if u do something, it should be OK for someone to do that same thing to u. if not, don’t do it! i mean, if u dont want your stuff to be stolen, then why do u steal? right?


2: I believe in logic. i.e. i dont believe in those kinda Adam and Eve or Noah’s Ark stories which resolve to us being all relatives from the same 2 ancestors(Adam and Eve). those stories are too damn illogical, dont u guys think so? I’m not being religist (is that even a word?), just that i only know these kinda stories which i think defies logic. currently the only logical explanation i accept about how human comes about is through science, although there’s just 1 missing stage of the 5 stages(still they are already 80% correct).


3: Loving someone is not about possessing. i believe that if u truly like someone, u would do anything to make her happy. if she’s not happy with u, u should let her go, for she’ll be happier with someone else. but if she thinks u are the One that will make her happy, and even if u’re not really the one, then u should not let her go, but cherish her and love her till the end, and not just give her up to that guy who can make her happy, because she has already decided that her happiest moments are going to be spent with you.


4: Filial does not mean u are a Mama’s boy. because 1stly, she gives birth to u, just for that u have already owed ur life to her. 2ndly, she send u to school and all those money that she spent on ur school fees, cant be repayed since by the time u work there is no money to give her back, because it is time to start a family. so how should u repay his mother’s kindness? by being filial. because i believe in karma, which leads to another principle (what goes around comes around). i believe if i’m filial to my parents, my children are going to be filial to me.


5: I believe in karma, and this again leads to the first principle of the universal law of conduct. i believe in karma and so i dont want to do nasty things to people unless forced, just so that it comes back to me in the present or future life. and maybe this is why people like to take advantage of me since i hardly retaliate. but i also know that if i do, there will be some nasty consequences that i have to live with, that’s why i always bear with all those pranks and tricks people played on me for their humour.


6: I do not believe in gossips, especially those that come from someone’s friend’s husband’s brother’s student’s mom’s problems. because the word of mouth can be so wrong. what is known to be a simple problem can be so twisted that at the end people hear it as a catastrophe. normally when ppl say something abt some ppl, i’ll just say,’ yeah yeah’… but i dont go around telling them to other ppl.


7: I dont believe in 1 sided stories… if someone is to tell me their problems then i’ll hear them and sometimes give advice… but if they were to ask me to SOLVE them… then that’s where i need to know both sides of the story, just because ppl are biased and, although not always, will mostly tell stories that will limit their own faults.


8: People say now Man and Woman have equal rights.. and again i’m not being sexist or anything. but tell me, if both sexes have equal rights now, then why should a man still open the door to a woman? or put down toilet seats for them? i do treat them as equal, and that’s why, sometimes i do not open doors for gals, especially if they are already walking in front of me.


hehehe…..they are adopted from my fren named Eric…(thanks to him for his great thought)


although i adopt these principle, but i do totally agree with him…..when the first time i read them 1 by 1, my head is tripping up and down (agreeing all the time) hahahahha


i wanna add my own a little :
1 and 5. it is actually always happen around us, but some people don’t really understand it and keep doing their old mistakez. actually if u really understand them, they will lead u to a better u. and the better people were, a better world would be.


2. i don’t believe it to, cause we don’t really know the truth, tat happen in the past, and actually if it was really happenned, wat is the advantage for us? just to scaring us by the power of superior crature? or maybe the leader? hem we are the leader of ourself. …. besides tat, i do like fantasy story, like dragon, creature, something like tat, so i read that storylike. hem….


3. yeah, loving someone doesnt always mean tat u have to HAVE his/her, u can care about them without making some cage around them. and we do happy if someone we love and care about is happy. so if they dont happy being around u, for wat u keep holding their hands? loose them directly and u can see their smiley face (it’s true tat we will feel hurt if we do that, but, it is worthed to make one person hurt better than two persons if we still possessing them).


4. yup, fillial not a negative one, it is a positive thing! when i was younger, when i didnt understand what have mom done to us, i didn’t really luv her, but now, i do really luv her, even though sometimes i can’t show my luv, but i do really luv her from the bottom of my heart!


6 and 7. gossip sometimes include some truth there, so if we search by urself the truth, sometimes gossip can be useful (by urself huh, not hear it from others) hehehe, come, see, and prove it by yourself (tat’s wat the actionz u should do if u hear GOSSIPZZZ), and hearing story can’t be perfect if u only hear it from only one person, one side….u should listen to their full sided.


8. yep, that’s true men and women are not equal, that’s why we (men) should serve them if we could, coz men usually have more strenght and bigger body…so, it is the must.


I’ll edit some if i could and have new thought.


just simply add comment below then if u agree or not agree (one thing for sure, i am not talking bout religion, race or anything like tat) thanx to all

HaPpY SyaLaLa LaLa

gembira jgn melekat, bila melekat dan suatu saat hilang,stress lah kita.
jadi setelah kita gembira, do positive thing! then ur happiness will last (i dont say it last forever, coz it could be gone too) longer…


ubah paradigma, ubah kebiasaan & cara pikir yg buruk..
misal setiap sedang menunggu / mengerjakan sesuatu, ngapain sambil marah, marahpun nunggu tetap kita menunggu,masak is masak , macet is macet. mending jgn marah2,tunggu sambil happy; masak smbl happy; macet sambil happy, bersiul, nyanyi atau apa kek.
tambahin pikiran baik,smoga yg lagi jemput selamat berbahagia, semoga supir bus tenang damai, sehingga cepat sampai; yg makan masakan yg lagi dimasak ini tenang berbahagia, puas dengan masakan ini, kenyang; org2 yg kena macet juga dapat bersabar n berbahagia.
jadiny gak 2x rugi. macet, masak pagi2, nunggu uda rugi. ngapain marah2 lg yg jelas2 bikin stress jadi rugi juga.mending sambil happy,buat baik, bersiul nyanyi,jadi gak keki.


simple example :
tiap hari kita tulis dgn tangan kanan, coba ubah kebiasaan dengan tangan kiri, memang susah untuk awal2, tapi lama2 bisa klo dibiasakan.
begitu jg ubah cara pikir dari buruk -> baik.
awalnya pasti susah, tp klo dah bisa akan berbahagia!!!


"Saya Tdk paham megapa IA Tdk memahami saya"
jd siapa yg salah. saya apa dia? bukankah pertanyaan di atas sudah menjawa, sebenarnya yang tidak paham kan saya, mengapa masih menyalahkan org yang tidak memahami saya….hem….
kesalhan sepenuhnya ada di saya lho…
jgn objective. subjective lha kalau selalu berpikir atau menilai sesuatu atau seseorang…
dont try to change people, change urself!